Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan yang gigih membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakkan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. Bersama rekan-rekan seperjuangan lainnya, Ki Hajar mendirikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa atau lebih dikenal dengan Perguruan Nasional Tamansiswa pada 3 Juli 1922.
Taman Siswa merupakan sebuah perguruan yang berbasis nasional yang menekankan rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Alat pendidikan yang dipakai oleh Ki Hajar Dewantara adalah pemeliharaan dengan perhatian sebesar-besarnya untuk memperoleh tumbuhnya hidup anak lahir dan batin menurut kodratnya sendiri. Konsep ini juga disebut sebagai metode among dengan tiga semboyan yang terkenal antara lain :
1. Ing Ngarso Sung Tuladha
Semboyan ini berasal dari kata ”Ing Ngarso” yang berarti di depan, ”Sung” berarti memberi atau menjadi, dan ”Tuladha” berarti teladan atau contoh.
Arti dari ”Ing Ngarso Sung Tuladha” adalah pamong apabila berdiri di depan maka setiap saat harus dapat memberi contoh atau tauladan bagi anak didiknya.
2. Ing Madya Mangun Karso
Semboyan ini berasal dari kata ”Ing Madya” yang berarti di tengah, ”Mangun” berarti membentuk atau membangun, ”Karsa” berarti kehendak atau berniat.
Jadi ”Ing Madya Mangun Karsa” memiliki makna bahwa pamong seharusnya berada di tengah-tengah, sehingga dapat membangun semangat anak didik untuk berkreativitas sesuai tugas dan kewajibannya.
3. Tut Wuri Handayani
Semboyan ini berasal dari kata ”Tut” yang berati mengikuti, ”Wuri” berarti belakang, dan ”Handayani” adalah memberi kekuatan daya, memberi pengaruh, rangsangan, membimbing, dan mengarahkan anak didik.
Jadi ”Tut Wuri Handayani” adalah pamong mengikuti dari belakang dengan memberikan kebebasan pada anak didik tetapi tidak melepaskannya dari pengawasan.